Menteri BUMN Erick Thohir selekasnya menyatukan 3 bank syariah anak usaha BUMN jadi 1 perusahaan. 3 bank syariah BUMN itu adalah BRI Syariah, BNI Syariah serta Bank Syariah Berdikari.
Erick katakan, merger ini akan menguatkan status bank syariah untuk penunjang ekonomi serta keuangan syariah di Indonesia. Lalu, bila dipadukan, akan berapa besar asset yang dipunyai bank-bank ini?
Mencuplik neraca keuangan semasing bank, Selasa (13/10/2020), keseluruhan asset 3 bank syariah BUMN bila dipadukan, akan capai Rp 214,78 triliun (per Juni 2020).
Jumlah itu terbagi dalam asset Bank Berdikari Syariah sejumlah Rp 114,4 triliun, naik 13,26 % dibandingkan periode yang serupa pada tahun awalnya.
trik ampuh menangkan jakcpot judi online Lalu, BNI Syariah mempunyai asset sejumlah Rp 50,78 triliun atau tumbuh 17,8 % yoy. Selanjutnya, BRI Syariah sejumlah Rp 49,6 triliun atau tumbuh 34,7 % yoy.
Kecuali bank syariah anak usaha BUMN, BUMN Bank Tabungan Negara (BTN) mempunyai Unit Usaha Syariah (UUS). Mengenai asset UUS BTN capai Rp 31,09 triliun atau tumbuh 6,5 % yoy.
Awalnya, informasi berkaitan merger bank syariah BUMN ini akan dilaksanakan ini hari, Selasa (13/10/2020). Informasi ini akan didatangi oleh beberapa pejabat perusahaan, seperti Hery Gunardi untuk Ketua Team Proyek Management Office dan Wakil Direktur Penting PT Bank Berdikari (Persero) Tbk, lalu Haru Koesmahargyo untuk Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Lalu ada Sis Bagus Wijayanto untuk Direktur Jalinan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ngatari untuk Direktur Penting PT Bank BRI Syariah Tbk serta Pantro Pander untuk Direktur Usaha Indonesia Financial Grup.
Awalnya, Gagasan merger bank syariah BUMN akan memberi efek yang besar sekali untuk bagian keuangan syariah di Indonesia, terutamanya perbankan syariah. Jika merger bank syariah BUMN dilaksanakan, Indonesia akan mempunyai entitas bank syariah sebesar Dubai Islamic Bank di Uni Emirat Arab, yang sanggup berkompetisi dengan bank konservatif dengan baris usaha multi dimensi.
Ini disebutkan oleh CEO Group Syailendra Asia, yang pegiat ekonomi syariah, Salinah Nordin. Tetapi dia memperingatkan jika bank syariah harus bersih serta terbuka untuk dapat berkompetisi.
"Merger bank syariah BUMN ialah cara positif dalam menguatkankan kolaborasi serta dapat memberi servis yang makin bersih serta produk yang makin menarik. Bank syariah harusnya bertambah kuat, terbuka serta bersih. Bank syariah di global seperti Dubai Islamic Bank, nasabahnya besar sekali dari kelompok non muslim, ini memperlihatkan jika bank itu bersih, terbuka serta benar-benar bersaing dalam berkompetisi dengan bank konservatif," kata Salinah dalam info tercatat, Selasa (28/7/2020).
Menurut Salinah, yang penting dari merger bank syariah BUMN ialah ada implikasi mekanisme baru yang jamin berbaikan servis di nasabah dan azas transparansi serta transparan dalam pengendalian dana nasabah. Bank syariah, sambungnya, berpotensi besar menjadi bank paling besar di Indonesia, hingga perlu diurus dengan benar-benar baik serta memerhatikan keperluan nasabahnya.
"Yang perlu merger antar bank syariah BUMN dapat mengaplikasikan proses serta mekanisme yang paling baik untuk kualitas servis di nasabah, terbuka serta bersih. Sebab merger ini akan membuat bank syariah BUMN jadi bank paling besar serta benar-benar bersaing, ucapnya.